“Yen tawang ne juang beli pianak adi, ngudiang buduh beli ngemaduang meme, ne mekejang unduke ane memaksa, sedek nginep, ade hansip teke nangkep”.
Demikian sepenggal lirik lagu ciptaan Ketut Bimbo berjudul ‘Ngabut Keladi’
Ketut Bimbo merupakan musisi sekaligus penyanyi pop Bali yang produktif berkarya mulai tahun 1970-an hingga medio 2000-an. Lagu ciptaannya yang garing dan penuh dengan kritik sosial, membuat namanya sungguh dikenal di kalangan penikmat lagu Pop Bali.
Kendati sudah lawas, lirik lagu ciptaan Bimbo hingga kini masih membekas di benak masyarakat. Lagu ciptaan Bimbo juga masih eksis diputar di radio yang menyiarkan tayangan musik Pop Bali.
Sayangnya penyanyi pop Bali yang mempunyai nama asli Ketut Sudiana ini pada Kamis (29/4) sekitar pukul 01.00 WITA menghembuskan nafas terakhirnya. Media sosial dibanjiri ucapan belasungkawa atas kepergian Tut Bimbo. Penyanyi asal Banyuatis, Buleleng itu berpulang pada usia 67 tahun.
Menurut rencana, jenazah akan dikremasi pada Jumat (30/4) di Yayasan Pengayom Umat Hindu (YPUH) di Kampung Tinggi Singaraja.
“Kabarnya besok akan dikremasi. Rencananya jam 10 berangkat dari Banyuatis ke Kota Singaraja,” ujar Ketut Warna, Ketua Paguyuban Penggemar Gending Bali.
Ketut Bimbo pada awal kemunculannya dikenal khas dengan gitar bolong dan harmonika, muncul di kancah rekaman lagu pop Bali dengan lagu “Buduh” di awal tahun 80-an. Album itu pertama kali direkam secara sangat sederhana menggunakan tape deck, hanya dengan instrumen gitar bolong dan sapu lidi, pun satu album direkam selama 7 jam saja, dari pukul 17.00 sampai tengah malam. Walau begitu, album ini laris manis dan banyak diburu.
Sebelumnya beliau mengawali kiprahnya di musik dengan membuat lagu berbahasa Indonesia dan memainkannya sendiri dengan gitar bolong saat siaran di Radio Massachusets (sekarang radio Barong), di Singaraja.
Sejak 1973 siaran di radio, ia juga sempat siaran di Karangasem, lalu Denpasar. Ketertarikannya membuat lagu berbahasa Bali muncul saat bertugas di Karangasem, di mana ia sering kumpul dengan teman-teman dan jadi banyak melihat fenomena sosial yang menarik untuk diangkat sebagai lagu.
Nama #Bimbo diambil dari nama grup musik nasional asal Bandung, yang digawangi musisi bersaudara, Syam, Acil, dan Iin Parlina. Simpatik akan lagu-lagu Bimbo yang bertutur lugas soal kritik sosial dengan bahasa yang tertata rapi, jadilah Bimbo dipakai sebagai nama udara saat siaran.
Setelah nama Ketut Bimbo populer tak hanya sebagai penyiar tetapi juga sebagai nama penyanyi lagu pop Bali, nama asli Ketut Sudiasa malah tak pernah dipakai. Menariknya, bahkan nama di akta lahir dan KTP pun kemudian berubah menjadi Ketut Bimbo.
Hingga saat ini ada sekitar 20 album rekaman yang telah diselesaikannya baik di Aneka Record, Maharani Record, juga Bali Record. Selain “Buduh”, banyak lagu hits yang telah dihasilkannya, seperti “Ngabut Keladi”, “Manis Nyakitin”, “Mebalih Wayang”, “Korting 2 Bulan”, “Alas Wayah” dan lainnya.
Peraih lifetime achievement award dari Bali Music Magazine pada ajang Penganugerahan Gita Nugraha 2009 ini, kini telah pergi meninggalkan kita, selamat jalan, amor ing acintya.
THANK GOD GOR GOOD KARMA