Ratna Ajak Generasi Muda Jangan Takut Bertani

HandmadNews – Banyak anak muda, khususnya di Bali, menganggap jadi petani itu kotor, tidak keren dan kurang menghasilkan. Tetapi hal ini terbantahkan oleh dara cantik bernama Ratna Sari Dewi (29), asal Kota Denpasar yang sukses menjadi petani dan sangat bangga menyebut dirinya seorang petani.

Ratna menuturkan, ia menggeluti dunia pertanian berawal di tahun 2015, dari hobinya jalan – jalan di perkampungan atau daerah – daerah pertanian. Dimana ia memang sebelumnya suka melihat aktifitas petani, seperti menanam, memanen hingga menjual.
“Dari sinilah timbul keinginan untuk belajar jadi petani. ” kata Ratna.

Setelah menyelesaikan study S1 di Fakultas Ekonomi Universita Udayana, ia memang sudah berkeinginan untuk menjadi entrpreneurship. Karena kebetulan semua keluarganya bergelut di dunia bisnis yakni bisnis daging atau suplayer daging, jadi memang dari awal sudah menata ingin menjadi pengusaha. Di awal ia ikut mengelola usaha keluarga menjadi supplier daging ayam. Hingga akhirnya sampai dititik jenuh, ia mencoba berkebun sayur. Keputusan ini tentu saja membuat orang tuanya khawatir, karena ia memutuskan mengontrak lahan di kintamani untuk bertani jeruk dan sayuran, sedangkan ia berdomisili di Denpasar.
“Orang tua sangat  khawatir karena intesitasku lebih banyak diperjalanan menuju kebun, tapi setelah 2 tahun berjalan, mereka melihat memang passion aku disini, akhirnya dissuport full dan saat ini baru saja memperlebar lahan di wilayah baturiti dengan komuditas sayuran” kenang finalis sepuluh besar Duta Petani Muda Indonesia 2018 ini.

Ratna Sari Dewi

Untuk meningkatkan hasil pertaniannya, Ratna sudah menerapkan siatem pertanian modern dan organik contohnya springke untuk pengairan, irigasi tetes juga sudah masuk dalam sistem pertaniannya yang menjadikan  lebih efisien. Sistem pertanian organik yang utama dilakukan dilahannya yaitu menanam secara natural dengan konsep sederhana, menggunakan pupuk dari bahan – bahan alam seperti urin sapi, kotoran sapi dan dedaunan yang ada disekeliling kebun yang bisa diolah menjadi bahan pupuk.
“Dengan semua ini munculah konsep bertani murah bertani sehat dan beranjak menjadi petani mandiri tanpa lagi membeli pupuk kimia, pestisida kimia yg sebenarnya sangat bahaya untuk kesehatan konsumen dan kesehatan tanah dalam jangka panjang” ujar Ratna yang saat ini melanjutkan study S2 Pertanian di Unud.

Ratna Sari Dewi Perlihatkan Hasil Kebun Organiknya

Ratna mengajak anak muda untuk tidak takut terjun menjadi petani, karena terbukti hanya sektor pertanian ini sajalah yang bisa bertahan dari terjangan badai pandemi Covid19, disaat yang lain kelimpungan. “Sektor pertanian ini akan tetap sepanjang masa, karena petani yang menciptakan produk yang akan dikonsumsi oleh masyarakat” ucap Ratna.

Tetapi sebelum terjun di dunia pertanian, harus mempunyai jiwa yang pantang menyerah, tekun, disiplin dan sabar. Karena bertani bukan hal gampang, banyak tantangan. “Mencapai sukses dibidang apapun kuncinya harus punya jiwa yang kuat dan mencintai apa yang kita lakukan. Begitu juga dalam bertani. Saya bisa kalian juga pastinya bisa dong” tutup Ratna.

THANK GOD FOR GOOD KARMA