Aseli Torehkan Prestasi Dunia di Tengah Keterbatasan

HandmadNews – Keterbatasan sarana dan prasarana tidak menghalangi untuk berprestasi. Ini dibuktikan oleh atlet BMX Freestyle Losandia Oktadinata (30) asal Dusun Paok Kambut desa Telaga Waru Kecamatan Labuapi kabupaten Lombok Barat berhasil mengharumkan nama NTB dan Indonesia di dunia internasional. Pria yang akrab dipanggil Aseli ini sudah mendulang berbagai prestasi dunia pada kejuaraan BMX. Juara I dalam sebuah ajang yang berlangsung secara virtual di Amerika Serikat pernah ia sabet. Aseli berlatih hanya dengan alat seadanya, seperti membuat ramp/alat dari bahan antena tv digital bekas dan juga batang pohon.

Karena keterbasan akses ikut kejuaraan, ia memilih tampil dari kampung ke kampung di daerah Lombok. Dari video show-nya yang di unggah di media sosial miliknya itulah ia diundang mengisi acara BMX Day ke Brunei Darussalam pada tahun 2019. Dari situ pula ia banyak dikenal oleh Atlet BMX Freestyle dari berbagai negara, seperti Malaysia. “Akhir tahun 2019 saya diundang pada sebuah kejuaraan di Malaysia, dan Alhamdulillah saya dapat juara pada dua kelas, masing-masing juara I di kelas Bunny hop atau trik lompat dan juara II pada gaya terbaik,”jelas dia.

Sempat beristirahat beberapa saat di awal sampai pertengahan tahun 2020, karena mengalami patah tulang selangkangan. Pada November 2020 Aseli kembali bersepeda dan berhasil mencatatakan sejarah menjadi orang pertama di dunia yang melakukan miniflip melewati 20 orang dengan sepeda BMX.

Pada 2020, ia juga meraih juara pada beberapa ajang di luar negeri seperti di Portugal. Ajang ini diadakan secara virtual. Paling prestisius ia berhasil mendapatkan penghargaan tertinggi pada ajang di Amerika serikat yang diadakan secara virtual. “Penghargaan tertinggi saya juara I video challenge (diadakan virtual) di Amerika serikat. Negara ini kiblat BMX Freestyle,”jelas dia.
“Yang lebih gila lagi saya berhasil melalmpui batas kemampuan saya dengan melakukan miniflip melewati 20 orang” tambah rider Handmad Campah ini.

Karena prestasinya di beberapa negara tersebut, barulah ia diketahui oleh BMX Indonesia. Kemudian memasuki masa pandemi, ia diundang ikut kompetisi BMX Freestyle video challenge yang diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Pada ajang Kemenpora ini, ia meraih juara I sebanyak dua kali dan juga II sekaligus. Berkat prestasinya itu, ia diundang oleh Menpora mengisi acara pada hari olahraga nasional (Haornas) 2020. “Syukur saya diapresiasi oleh Menpora dan diberikan piagam penghargaan,”jelas dia.

Aseli yang merupakan rider Handmad Campah, sudah menekuni BMX Freestyle sejak 2008 silam ini menyayangkan justru dari pihak pemerintah di NTB sendiri minim apresiasi. Selama menekuni BMX dan mengikuti kompetisi di beberapa negara, semua peralatan sepeda dibeli menggunakan uang pribadi. Uang hasil show dari kampung ke kampung hingga luar negeri tersebut dipakai untuk membeli peralatan sepeda. “Dari hasil show (ngamen) dan dapat juara itu saya pakai beli peralatan. Hampir tidak ada bantuan dari pemerintah” aku dia.

Aseli berharap pihak – pihak terkait baik itu pemerintah ataupun swasta, bisa lebih memperhatikan orang atau atlet yang sudah membawa nama daerah ataupun negara di dunia internasional. “Ya pihak terkait baik pemerintah atau swasta bisalah kiranya bantu kami yang sudah bawa harum nama daerah didunia. Walaupun saat ini sudah ada pihak swasta yang support saya, Handmad Campah Bali. Melalui ini saya rasa terimakasih yang amat besar” katanya.
“Saya juga mengajak para anak muda Lombok, ayo tunjukkan prestasi. Jangan patah semangat, kita maju sama – sama” tutupnya.