Tumpek Art Exhibition Hasilkan Energi Baru

HandmadNews – Tumpek Art Exhibition merupakan pameran seni yang menggabungkan berbagai jenis seni, mulai dari seni pahat, lukis, tari dan musik. Penggagas Tumpek Art Exhibition, Aswin mengatakan, diera pandemi ini kegiatan berkesenian sangat terhambat. Untuk membangkitkan lagi gairah berkesenian agar tidak padam, maka ia berinisiatif membuat Art exhibition yang didalamnya ada anak – anak muda penggiat seni.
“Saya punya ide, disaat pandemi kita harus ketemu dengan orang – orang yang fibe-nya sama. Sesuai dengan nama acara ‘Tumpek’ yang secara garis besar berarti berkumpul. Disini ada seni, musik dan tari yang berkolaborasi menjadi urban art” jelas Aswin saat ditemui dalam acara Tumpek Art Exhibition di Canggu, Badung (29/5).

Sastia Naresvari Live Painting di Tumpek Art Exhibition

Aswin yang adalah CEO dari Brand Clothing Deathhord Bali ini menambahkan, Tumpek Art Exhibition ini sudah digarap kurang lebih dari dua bulan yang lalu. Dengan melibatkan sebanyak 11 artis yang berasal dari Bali maupun luar Bali. Mereka adalan Aris Sarmanta, Andre Yoga, Luh Gede Gita, Sastia Naresvari, Eka Sutha, I Wayan Dwima Adinatha, Kuncir Sathya Viku, Ellisya Harryjow dan Ganesha Art Gallery.
“Kita jadi satu disini bikin satu energi baru” tambah Aswin.

Kuncir Sathya Viku salah seorang seniman Bali yang ikut serta dalam Tumpek Art Exhibition, menyajikan gaya lukisan kuno atau rerajahan Bali kebentuk yang lebih pop atau kontemporer.  Rerajahan Bali pakemnya digambarkan dalam tulisan atau ilustrasi kuno, yang berfungsi sebagai kekuatan sesuai dengan maknanya. Tetapi oleh Kuncir, pakem rerajahan di buat kontemporer dengan sentuhan pop art yang terinspirasi dari animasi – animasi barat yang absurd. Tema atau isu yang di angkat berkaitan dengan keadaan sosial sekarang dan juga pengalaman sendiri.
“Basicnya rerajahan yang saya kombinasikan dengan animasi barat yang 18 tahun keatas  dan absurd-absurd, seperti SpongeBob, The Simpson dan lainnya. Itu yang saya gabungkan, jadilah seperti ini. Semua ini totaly untuk seni, tidak ada kaitan dengan sakral” kata Kuncir.

Kuncir Sathya Viku

Seperti karya yang ia pamerkan di acara Tumpek Art Exhibition, dengan mengambil judul Daily Captivity plesetan dari Daily Activity. Lukisan ini menggambarkan kebidupan sehari – hari orang yang berada dalam tahanan, yang aktifitasnya diatur setiap harinya, muali dari bangun tidur hingga tidur lagi.
“Ini terinspirasi dari kehidupan saya, pernah merasakan disana” terang Kuncir.

Daily Captivity karya Kuncir Sathya Viku

Pameran seni lukis “Tumpek Art Exhibition” berlangsung dari 29 Mei sampai 6 Juni 2021. Deathhord Artist series berkolaborasi dengan Bauillerroom, memberikan nuansa yang sangat berbeda dimana seni kontemporer berkolaborasi denagn Music hip-hop Rappers (Urban Music). Karya para seniman dipamerkan dalam ruangan berkonsep Joglo. Ruangan yang disebut pringgitan ini merupakan ruangan yang diambil dari bayang- bayang Dewi Sri yang dianggap sebagai sumber segala kehidupan, kebahagiaan dan kesuburan. Para seniman bercengkrama hangat dengan para penikmat seni dari berbagai negara, yang tentu saja memberikan semangat baru bagi pelakunya.
“Semoga bulan – bulan kedepan semakin banyak acara positif bagi kita untuk bangkit” tutup Aswin.

THANK GOD FOR GOOD KARMA