Wayan Budiarta Kolaborasikan Gaya Batuan Dengan Kekinian

HandmadNews – Pulau Bali seolah menjadi sinonim dari kata seni. Sudah sejak era kolonial, seniman dari seluruh penjuru dunia  datang ke pulau Bali untuk berkarya dan ikut meresapi kuatnya atmosfer seni di pulau dewata. Bicara tentang seni lukis, penulis mendapat kesempatan langka untuk berbincang langsung dengan salah seorang anak muda yang telah lama menggeluti seni lukis tradisi gaya batuan. Wayan Budiarta namanya. Pria kelahiran Banjar Dentiyis, Desa Batuan, Gianyar ini dengan ramah menjawab pertanyaan penulis.

P : Halo Budi Apa Kabar? 
B: Baik, Bli bagaimana?

P: Baik bro, semoga kita selalu bersemangat disituasi pandemi seperti sekarang, oke kita mulai saja….Saya melihat langsung dari karya Budi yang banyak memasukkan elemen modern/kekinian kedalam seni lukis tradisi. Sebenarnya darimana ide awal dibalik dimasukkannya unsur modern/kekinian ini ?
B : Ide Awalnya bermula dari lukisan tradisi batuan itu sendiri, dimana sudah sejak dahulu seniman – seniman pendahulu kami telah memasukan elemen kehidupan sehari-hari yang mereka lihat dan jalani  yang jika saat ini dilihat seolah menampilkan kehidupan bali tempo dulu. “Padahal pada era seniman tersebut mengerjakan karyanya merupakan dimensi kekinian yang mereka rasakan pada saat itu, diluar tema lainnya  semisal pewayangan, cerita fabel dan lain sebagainya. Jadi bukan saya yang pertama melakukannya. Selayaknya sebagian besar seniman, saya hanya seoptimal mungkin menuangkan ide yang ada dalam benak saya, dengan apa yang saya ketahui dan apa yang saya alami di lingkungan sehari-hari”

P : Apakah ada hambatan dalam memasukkan unsur modern/kekinian ini kedalam pakem seni lukis tradisi gaya batuan?
B : Saya rasa tidak terlalu ada hambatan bagi seorang seniman dalam memasukan unsur apapun dalam karyanya, apapun itu baik seni tari, tabuh ataupun dalam seni lukis tradisi batuan. Itu bergantung pada masing masing seniman, ide apa yang ada di pikirannya.

P : Apa pesan yang ingin disampaikan dari unsur modern/kekinian yang dimasukkan dalam seni lukis tradisi gaya batuan karya seorang Wayan Budiarta?
B : Sebenarnya sih karya saya tidak selalu memiliki pesan. Selayaknya orang yang membagikan postingan instagram, tidak melulu mengenai pesan. Mungkin bisa berupa keisengan atau keresahan pribadi sebagai seniman. Tidak semua hal juga saya bagikan di media sosial dan tidak semua yang saya bagikan memiliki pesan yang spesifik. Begitu juga dengan karya lukis saya.

P : Biasanya tema apa yang ditampilkan dalam karya Wayan Budiartha?
B: Dalam berkarya saya selalu berusaha mengambil tema yang luas, bisa bersumber dari cerita pewayangan, fabel, legenda, keresahan dalam menjalani kehidupan keseharian, atau bahkan tema- tema yang bisa dibilang cukup absurd. Berbagai macam hal yang tentunya saya kerjakan menurut gaya saya dalam melukis.

P: Menurut pandangan Budi, sejauh mana seni lukis tradisi gaya batuan ataupun style seni tradisi lainnya memiliki daya tarik bagi generasi muda saat ini?
B : Hahaha… Ditanya begitu sih, saya kurang tahu ya daya tariknya bagi generasi muda, itu hal yang cukup objektif, karena awalnya pun saya mengetahui seni lukis tradisional ini melalui ayah saya, karena saya tumbuh dan berkembang di lingkungan seniman lukisan tradisional gaya batuan ini. Karena apa yang saya kerjakan bersumber dari apa saya ketahui. Mungkin pada generasi muda, seni lukis tradisi batuan ini memiliki daya tariknya tersendiri terutama terkait isu pelestarian kebudayaan.

Karya : Wayan Budiarta
Judul : Bebas Terbatas
Ukuran : 48cm x 61cm
Media : Akrilik diatas kertas
Tahun : 2017

P : Menurut Budi, apakah ada peluang bagi seni tradisional bali menjadi budaya populer di kalangan anak muda, katakanlah seperti musik pop atau drama korea?
B : Bisa saja sih…. Tapi saya kurang paham memulainya dari mana agar itu semua bisa terwujud. Banyak diluar sana berkata ini perlu dukungan pemerintah, tapi disisi lain kita mungkin bisa belajar dari negara -negara lain yang tetap maju tanpa meninggalkan kebudayaannya dan tidak terjebak menjadi negara yang enggan maju dengan membawa kebudayaannya. Karena menurut saya tolak ukur sebagian besar anak muda saat ini cenderung akan hal berbau modernitas seperti kemajuan teknologi. Jadi memasukan kebudayaan menjadi bagian dari perkembangan jaman mungkin bisa mempolulerkan kebudayaan itu secara tidak langsung. Jadi bisa berjalan beriringan.

P : Terakhir ini bro, menurut Budi apakah tantangan yang muncul jika generasi muda ini ingin melestarikan dan mengembangkan seni tradisional khusunya di bali?
B: Mungkin kalau sudah bertekad kuat, tidak akan menjadi suatu hambatan berarti. Setidaknya dengan mengatakan ingin melestarikan, dia pasti berkarya maksimal untuk dirinya sendiri. Seperti halnya saya pribadi yang memfokuskan pada karya lukis tradisi, setidaknya saya berkarya dan hal tersebut bagi saya sudah merupakan bentuk pelestarian. Bagi saya sih hambatannya paling cuma bagaimana seni tradisi ini bisa dilihat oleh segmen  anak muda yang lebih luas lagi dan bagaimana mereka bisa tertarik. Saya juga kurang paham, nanti kita diskusi lebih lanjut lagi ya, hehehe….

 P : Hehehe, oke deh bro, makasi atas kesempatan berbincangnya, semoga makin sukses lagi kedepannya.
B : Oke, sama – sama…..(Esa)

THANK GOD FOR GOOD KARMA